Mohon jangan copas tulisan dari blog ini, sertakan link hidup saja.

Senin, 20 Juni 2011

-PEMERIKSAAN SPERMA ANALISA

Fenomena yang sering terjadi bila pasangan suami istri tidak segera dikaruniai anak padahal sudah bertahun-tahun menikah adalah dengan menyalahkan pihak wanita. Wanita yang pertama kali dituduh mandul dan dipaksa untuk periksa bermacam-macam pemeriksaan mahal untuk membuktikan bahwa memang benar wanita tersebut yang mandul. Seorang pria dengan egonya yang tinggi menolak untuk pergi kedokter untuk memeriksakan dirinya,padahal ada cara yang lebih mudah dan murah sebagai langkah awal mendeteksi kemandulan yaitu dengan pemeriksaan Analisa Sperma.


“Bagaimana cara memeriksa dan mengetahui kesuburan seorang pria(pemeriksaan Analisa Sperma)”

Spermatozoa adalah penentu kesuburan pria. Oleh karena itu, pemeriksaan utama kesuburan pria adalah dengan melakukan analisis terhadap sperma, dalam hal ini analisis terhadap spermatozoa yang terdapat di dalam sperma.

Tujuan analisis sperma adalah untuk mengetahui kualitas sperma. Pemeriksaan tidak boleh disepelekan, terutama oleh para pekerja laboratorium saat melakukan pemeriksaan.


Apabila sebuah laboratorium salah dalam melakukan analisis sperma, hasil yang didapat pun akan salah. Perasaan stress, tertekan, konflik rumah tangga, yang sebenarnya tidak perlu terjadi, sebagai akibat dari hasil analisis sperma yang salah merupakan hal yang telah banyak terjadi dan dilaporkan di berbagai belahan dunia.

Apa dan mengapa analisis sperma dilakukan?

Sperma merupakan cairan yang tersusun dari berbagai produk organ-organ pada sistem reproduksi pria.

Secara lebih rinci, komposisi di dalam sperma antara lain: Spermatozoa, cairan yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar tambahan yang mengandung nutrisi dan pelindung spermatozoa serta pelumas. Berdasarkan komposisi tersebut, analisis sperma akan mampu menghasilkan data yang akurat dan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur dan menentukan tingkat kesuburan seorang pria.

Contoh analisis sperma adalah sebagai berikut:

Apabila sperma memiliki volume, warna, dan kekentalan yang normal, tetapi spermatozoa tidak ditemukan sama sekali, jumlahnya kurang dari jumlah normal, memiliki bentuk yang tidak lazim, atau belum mencapai kematangan, hal tersebut merupakan indikasi bahwa terdapat gangguan pada testis.
Apabila sperma mengandung spermatozoa dalam jumlah dan bentuk yang normal, tetapi memiliki volume, warna serta kekentalan yang tidak normal, hal tersebut merupakan indikasi adanya gangguan pada kelenjar-kelenjar tambahan. Gangguan pada kelenjar tambahan juga dapat diindikasikan dengan banyak ditemukannya spermatozoa yang mati. Hal tersebut secara logis, berhubungan dengan fungsi cairan yang dihasilkan kelenjar tambahan sebagai nutrisi dan pelindung spermatozoa.
Apabila saat ejakulasi sperma tidak dikeluarkan sama sekali, hal tersebut mengindikasikan kemungkinan terjadinya gangguan multifaktorial, antara lain gangguan pada saluran keluar sperma yang disertai gangguan pada testis maupun kelenjar-kelenjar tambahan. Sumbatan (Obstruksi) atau tidak terdapatnya saluran sperma tertentu merupakan akibat dari kelainan sejak lahir (Kongenital) juga memiliki kemungkinan untuk menjadi penyebab tidak dikeluarkannya sperma sama sekali.

Berdasarkan fakta ilmiah tersebut, analisis sperma dapat menjadi sebuah tes kesuburan yang dapat diandalkan untuk menemukan gangguan pada sistem reproduksi pria yang pada akhirnya mengakibatkan infertilitas.

Syarat sampel untuk pemeriksaan sperma yaitu :
a. Melakukan abstinensia/puasa tidak berhubungan badan selama 3 – 5 hari, paling lama selama 7 hari.
b. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan harus dikeluarkan di laboratorium. Bila tidak mungkin, harus tiba di laboraturium paling lambat 1 jam dari saat dikeluarkan.
c. Ejakulat ditampung dalam wadah / botol gelas bemulut besar yang bersih dan steril ( jangan sampai tumpah/tercampur dengan urine ), Kemudian botol ditutup rapat-rapat dan diberi nama yang bersangkutan.
d. Pasien mencatat waktu pengeluaran mani, setelah itu langsung di serahkan pada petugas laboraturium untuk pemeriksaan dan harus diperiksa sekurang-kurangnya 2 kali dengan jarak antara waktu 1-2 minggu. Analisis sperma sekali saja tidak cukup karena sering didapati variasi antara produksi sperma dalam satu individu.
e. Sperma dikeluarkan dengan cara : rangsangan tangan (onani/masturbasi), bila tidak mungkin dapat dengan cara rangsangan senggama terputus (koitus interuptus) dan jangan ada yang tumpah. Yang paling disarankan adalah dengan rangsangan tangan
f. Untuk menampung sperma tidak boleh menggunakan botol plastik atau kondom.


Bila tidak didapat abnormal pada sperma maka bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan pada wanita. Panel kesuburan pada wanita : LH, TSHs, FSH, FT4, prolaktin, Ekstrandiol, Progresteron, TORCH, Anti Chlamydia IgG & IgM

Diperlukan konsultasi dengan dokter kandungan untuk membahas hasil dari tes Laboratorium. Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar