Kombinasi antara orangtua bekerja dan punya balita itu seringkali bikin pusing keliling. Apalagi begitu tiba di soal makanan. Setelah melewati masa-masa perjuangan ASI, maka akan segera tiba etape berikutnya: MPASI. Ketika sampai di tahap ini, maka orangtua sebaiknya menetapkan aliran mana yang mau diikuti. Misalnya, apakah mau pakai garam/gula atau tidak, apakah mau memberikan makanan instan atau tidak.
Bagi yang memilih untuk tidak memberikan makanan instan dengan alasan apa pun, maka etape perjuangan berikutnya menanti. Bagaimana cara memberikan makanan segar alias rumahan ini kepada balita? Kalau diberkahi status sebagai stay-at-home-mom, aman. Bagaimana kalau ortu bekerja?
Menyerah? Jangan dong!
Niat Dulu...!
Segala sesuatu kalau dimulai dengan niat baik, mudah-mudahan sih bawa berkah. Begitu juga kalau sudah berniat memberikan MPASI rumahan buat anak, ya sudah, bulatkan tekad. Jangan menyerah sama bubur bayi instan yang pastinya gampang banget karena tinggal aduk pakai air panas. Atau tergiur dengan botol-botol kaca kecil berisi makanan bayi tinggal suap.
Penting juga memastikan kalau ini adalah keputusan bersama: ibu dan ayah. Kalau emaknya doang yang kepingin begini, wah bisa keok di tengah jalan tuh. Semangat bisa redup kalau nggak ada partner yang segendang sepenarian. Jangan lupa, makanan instan itu selalu lebih gampang, mudah, cepat, nggak repot dan berbagai keistimewaan lainnya. Godaan itu bisa meruntuhkan daya juang memberikan MPASI rumahan, lho.
Ada seribu jalan ke Roma. Kalau ‘Roma’nya sudah ditetapkan yaitu mau memberikan MPASI segar dan rumahan, maka kita pastikan lah ada seribu jalan itu.
Kenapa Pilih Frozen Food?
Saya pilih frozen food buat anak saya, Mantra Senja, karena dua alasan.
Pertama, karena frozen food yang dibuat sendiri itu yakin dibuat dari makanan asli. Bukan instan, bukan bahan kimia, bukan bahan pengawet, tapi betul-betul barang asli. Mestinya lebih baik dong. Kalau ada yang berargumen kualitas makanan bakal lebih rendah karena dibekukan, argumen itu bisa ditangkal kok. Daripada memasukkan bahan pengawet dan kimia ke tubuh balita yang masih super duper ringkih, saya pilih frozen food.
Kedua, di frozen food ada ‘sentuhan ortu’. Kenapa begitu? Sebab saya memastikan kalau frozen food untuk Senja itu hasil olahan saya dan Hilman, suami saya. Setiap hari ada pengasuhnya Senja, tapi urusan makanan, biar kami saja yang siapkan. Mungkin deep down inside ini juga bentuk kompensasi ‘rasa bersalah’ karena meninggalkan anak untuk bekerja ya. Paling enggak, dengan menyiapkan frozen food itu sendiri, saya jadi tahu persis apa yang masuk ke perut Senja.
Asik dan Seru!
Saya bukan jago masak, meski punya koleksi buku resep yang lumayan banyak, haha. Yang jelas, saya menikmati semua proses menyiapkan frozen food ini.
Kami penganut aliran ‘tidak pakai gula-garam’ untuk makanan Senja selama MPASI ini. Ini tentu memudahkan saya dalam menyiapkan makanan. Nggak bakal ada makanan yang ‘nggak enak’, karena semua adalah rasa asli si makanan itu. Jadi saya nggak akan dihantui rasa ketakutan ‘ini makanan keasinan atau enggak ya?’ dan sejenisnya, karena toh ini nggak pakai bumbu apa pun, hehe. Dijamin berasa jago masak deh!
Keputusan untuk menempuh jalur frozen food ini juga berdampak positif bagi keakraban saya dan suami, sungguh! Malam-malam setelah Senja tidur, kami masih melek untuk mengukus, memblender, memasukkan ke dalam tempat ice cubes tray, lalu memasukkan ke freezer semua makanan yang disiapkan untuk Senja. Untuk itu kami membagi tugas. Seperti kata Hilman,”Kamu yang bikin menunya, aku eksekutor saja.” Untuk itu Hilman nggak keberatan kalau pulang kantor diorder mampir dulu ke supermarket atau pasar untuk beli ini itu. Dia juga senang kalau diminta memblender dan menyiapkan segala pritilan. Termasuk mencuci barang-barang yang dipakai untuk menyiapkan makanan (oh manisku, terima kasih tak terkira ya!).
Yang paling penting adalah, saya berasa eksis karena menyiapkan sendiri makanan Senja. Setiap kali ditanya siapa yang menyiapkan makanan Senja, maka saya bisa menepuk dada dan bilang dengan bangga,”Saya dong!” Menyiapkan segala sesuatu buat Senja dengan tangan saya sendiri membawa kepuasan luar biasa besar.
Repot? Ah ya jangan itunya yang dibayangin! Kalau nggak mau repot, ya jangan punya bayi *belagu*
Peralatan Tempur
Sahabat setia saya dalam perjuangan MPASI Rumahan adalah milis paling ngehits buat emak-emak paling kewl sejagad raya: MPASI Rumahan. Untuk itu marilah kita nobatkan piala kehormatan untuk Mak Depe yang sudah memulai milis keren ini *smooch!*
Ini adalah daftar peralatan tempur saya dalam menyiapkan MPASI Rumahan:
· Magic jar
Fungsi: mengukus buah dan sayur sebelum diblender. Kalau tidak pakai magic jar ya bisa saja, apa pun lah, asal untuk mengukus. Magic jar bisa juga menggantikan fungsi panci untuk mengetim kubus-kubus beku ini.
· Blender & grinder (itu lho, temannya blender yang ukurannya kecil, biasanya untuk menggiling bumbu dapur)
Fungsi: menghaluskan bahan makanan, tingkat kehalusan/kekasaran tinggal diatur sendiri (manual). Jangan lupa sesuaikan juga dengan usia bayi.
· Ice cubes trays + cling wrap
Fungsi: menampung hasil blenderan makanan. Satu cube kira-kira 1 oz. Sekarang banyak juga ice cubes tray yang berikut tutup. Kalau sudah pakai itu ya tidak perlu pakai cling wrap untuk menutup bagian atas ice cubes tray itu. Pas jaman Senja MPASI dulu, ice cubes tray yang pakai tutup harus beli di Singapura. Widih, males dong. Jejak karbon itu barang bakal terlalu besar dan mahal hihihi. Lalu, berapa banyak ice cubes tray yang dibutuhkan? Tergantung usia bayi (jumlah porsi makin besar kalau bayi makin besar toh?) dan tergantung mau serepot apa (kalau punya trays banyak, maka bisa satu ronde untuk bikin kubus-kubus makanan itu dalam sekaligus banyak).
· Wadah plastik bertutup rapat atau kantong ziplock
Fungsi: meletakkan kubus-kubus makanan yang sudah beku, sehingga ice cubes tray bisa diberdayakan lagi. Bertutup rapat tuh maksudnya ya begitu, hehe. Misalnya, yang kalau tutupnya dikencengin bunyi ‘ceklek-ceklek’ gitu lho. Oya, pilih lah wadah plastik yang food grade (biasanya ditandai dengan gambar sendok garpu di bagian bawah wadah) dan freezer safe (ada keterangannya juga di bagian bawah wadah). Kalau nggak pakai wadah plastik itu, bisa juga pakai ziplock. Keunggulan ziplock, bentuknya lebih fleksibel kalau isi freezer penuh.
· Panci
Fungsi: mengetim kubus-kubus makanan itu. Bisa juga pakai magic jar yang lebih praktis.
· Wadah ASI
Fungsi: menampung ASI secukupnya untuk campuran MPASI. Ini tentunya untuk MPASI tahap awal yang harus dicampur susu. Karena saya pakai ASI, jadi saya pakai botol kaca wadah ASI dalam jumlah sedikit, karena kan hanya untuk campuran. Kira-kira saya isi hanya 20-an ml. Kalau pakai susu formula, ya mudah, tinggal buat susunya dalam porsi kecil.
Wadah-wadah, Bersatulah!
Ketika menu makanan Senja masih yang dasar-dasar saja (usia 6 bulan), maka puree yang disiapkan juga makanan dasar. Ibarat baju, maka puree ini adalah blazer hitam, kemeja putih, celana kain warna gelap dan sepatu pantofel hitam. Jadi di freezer saya ada puree beras merah, beras putih, kentang, brokoli, wortel, jagung manis, dll.
Satu porsi makan, misalnya, 4 kotak beras merah + 2 kotak wortel. Lagi-lagi, ini mesti disesuaikan dengan usia bayi. Kalau makanannya sudah advanced, maka porsinya juga bertambah. Biasanya saya pakai wadah plastik ukuran 180ml, untuk seporsi makanan. Itu diisi sampai penuh, tuh.
Karena kebutuhan frozen food ini, saya punya sedikitnya 15 wadah plastik aneka ukuran untuk menampung makanannya Senja. Rasanya senang hati ini begitu buka freezer yang penuh dengan wadah aneka bentuk berisi makanan, minuman dan cemilan Senja!
Agenda Kerja
Sesuai pengalaman saya dan Hilman menyiapkan frozen food untuk Senja, langkah-langkahnya begini:
· Siapkan menu
Biasanya saya bikin menu seminggu, atau malah sekalian untuk sebulan. Dengan begitu, saya bisa bikin variasi menu yang asik buat Senja. Bakal terlihat juga komposisi buah-sayur-karbohidrat-protein yang saya perkenalkan ke Senja: cukup variatif atau itu-itu saja.
· Kukus-blender-wadahi
Pekerjaan ini bisa disambi nonton TV nih. Biasanya dikerjakan di malam hari, setelah Senja tidur supaya nggak ribet. Nggak kebayang dong kalau di pagi hari mesti terbirit-birit ngeblender anu itu, mandiin dan main sebentar sama Senja, sementara jam berbunyi tik-tok-tik-tok karena mesti segera berangkat (well, been there hihihi). Di dalam magic jar, bisa sekaligus beberapa jenis makanan dimasukkan ke sana. Lalu diblender deh. Kalau ada makanan yang porsinya tidak terlalu banyak, maka grinder bisa diberdayakan di saat yang sama. Setelah semua bahan makanan halus, tinggal masukkan ke dalam ice cubes tray lalu diatasnya dilapis cling wrap. Kalau makanannya sudah tingkat advance maka agenda ‘kukus’ diganti menjadi ‘masak’.
· Buat catatan
Catatan ini diperlukan untuk mengetahui ‘umur’ dari masing-masing bahan makanan yang sudah dibekukan. Prinsip first-in-first-out seperti di ASI beku, juga diterapkan di sini. Catatan ini biasanya saya tempel di pintu freezer, supaya gampang terpantau. Kalau makanan yang dibekukan sudah satu menu siap santap, saya kasih label judul menu di wadahnya.
· Sajikan
Here comes the multi-tasking scene, hoho. Semalam sebelumnya, biasanya saya menurunkan ASI dari freezer, ke kulkas bagian bawah. Sehingga dekat waktu makan Senja, ASI sudah cair, tinggal dihangatkan sedikit. ASI ditaruh di warmer, sementara kubus-kubus makanan itu ditaruh di magic jar untuk dicairkan. Aman tuh, bebas dari kompor-korek-gas yang rawan bahaya. ASI hangat, kubus mencair, tinggal campur dan sajikan deh.
Contoh Resep
Bahan makanan apa saja yang bisa dibekukan? Mari coba longok laman ini untuk panduan awal. Salah satu resep karbohidrat yang dibekukan untuk Senja adalah puree kentang. Cara membuat puree kentang ini tentunya mudah. Kalau nggak mudah, rasanya nggak bakal saya kerjakan.
Caranya begini. Kentang dikukus, lantas ditumbuk sampai halus. Baunya nyam-nyam banget. Kalau bayinya sudah bisa mencicip keju, boleh juga tuh dicampur sekaligus. Hmmm makin lezat pastinya. Apalagi kalau ditambah brokoli. Wuih, pasti uendang pisan!
Setelah halus, dimasukkan ke dalam ice cubes tray, ditutup pakai tutup plastik cling wrap (bukan yang kertas timah lho ya), lantas masukkan ke freezer. Paginya, pasti sudah beku dong. Pindahkan kubus-kubus itu ke wadah plastik atau ziplock, supaya ice cubes tray itu bisa digunakan lagi.
Setiap makanan punya ciri khas sendiri begitu dibekukan. Ada yang baiknya oke-oke saja kalau masuk freezer, tapi ada yang agak berubah bentuk (tapi tak menurun kualitasnya) setelah dibekukan. Panduannya bisa dilihat di sini .
Porsi makanan disesuaikan dengan usia bayi. Waktu Senja usia 7 bulan, seporsi makan dia kira-kira 4 kubus puree kentang beku. 1 kubus konon setara dengan 1 oz (saya nggak tahu apa padanan ukurannya di Indonesia). Kalau sudah dicampur dengan ASI (dan/atau air) maka jadi semangkok bubur bayi tuh, banyak!
Aneka Menu Frozen Food
Kalau di freezer sudah tersedia aneka rupa kubus-kubus beku sayur-buah-protein-karbohidrat, tinggal mix-and-match menu deh kayak baju! Misalnya, pagi makan puree buah, siang menyantap puree kentang dan brokoli, sementara sore menikmati bubur-beras-merah-beku dicampur dengan puree sayur. 4 sehat 5 sempurna tercapai!
Nah, kalau bayinya sudah lebih besar, maka makanan beku juga bisa lebih advanced. Saya pernah memberikan makanan yang terbuat dari bubur beras putih + tumis ayam dan brokoli (ditumis dengan unsalted butter), lantas dibekukan. Besoknya, Senja menyantap makanan itu dengan gembira dwongs!
Menu makanan Senja makin seru di usia 8 bulan. Misalnya, bubur temciswormatging. Wooohoo, apa tuh? Isinya adalah beras merah-putih, tempe, buncis, wortel, tomat, daging. Atau bubur dari beras merah dan putih, dicampur tahu, buncis, wortel, brokoli, tomat, labu siam, fillet dada ayam. Yummieh! Bisa juga, bubur kentang, brokoli, daging sapi giling, jagung manis dan nantinya dihidangkan dengan keju parut. Wuiiih, ini udah mengalahkan chef mana pun!
Patokan utama saya dalam mengkreasikan makanan Senja adalah berwarna. Semakin berwarna, mudah-mudahan semakin komplit gizinya. Karena itu, selalu ada sayur hijau dan kuning dan merah dalam bubur yang saya siapkan untuk Senja. Selain itu, saya juga sengaja mencampurkan beras merah dan putih, supaya gizinya lebih pwol. Juga lebih nasionalis *halah*
Bisa juga menyiapkan kubus-kubus beku aneka kaldu. Praktis tuh. Karena kaldu beku itu kan bisa dicemplungin ke aneka makanan, dan ready to use. Bikin yang banyak juga nggak bakal rugi, karena pasti akan terpakai. Kalau nggak keburu terpakai untuk makanan Senja, ya untuk makan kami-kami yang dewasa kan bisa juga.
Kalau tadi menyiapkan makanan utamanya, maka jangan lupa siapkan cemilan bekunya. Biasanya ini berupa buah-buahan. Segala macam juga bisa dijajal: apel, pepaya, melon, mangga, dan sebagainya. Saking rajinnya, Hilman pernah menghabiskan 1 buah melon untuk di-frozen-food-kan untuk Senja!
Tips lain, begini. Kalau mulai merasa ‘hilang akal’ kehabisan resep, rajin-rajinlah bertandang ke blog emak-emak tangguh lainnya, terutama yang suka masak untuk bayi-balita mereka. Senantiasa ada resep mudah-murah-gembira di sana, kok.
So, What’s Stopping You?
Memberi makanan sehat, bergizi, bebas pengawet, bebas zat kimiawi buat anak itu tak ubahnya investasi. Hasilnya baru ketahuan nanti, kelak, di masa mendatang. Makin hari, mestinya makin tebal juga keyakinan kalau sehat itu mahal. Jadi, kalau bisa investasi kesehatan sejak anak masih bayi, kenapa nggak?
Nggak ada makanan yang lebih lezat dibandingkan makanan yang disiapkan orangtua sendiri, lengkap dengan bumbu cinta kasih. Frozen food tak ubahnya perpanjangan tangan orangtua kan .
Selamat berkreasi!
sumber : Citra Dyah Prastuti
Bunce dari Mantra Senja (sekarang 3 tahun)
@citradp | citradp @ yahoo . com
www.pippiminke.blogspot.com | www.citradp.wordpress.com
MPASI Rumahan. Related Post
Salam kenal Mom, what a helpful blog. Boleh minta alamat messengernya boleh tanya2?
BalasHapushallo Mom...salam kenal..untuk food freezer kalau di kulkas satu pintu apakah tidak masalah? terima kasih.
BalasHapushai juga
Hapustidak masalah memakai kulkas 1 pintu tetapi masa simpan tidak bisa lama. aku pakai kulkas 1 pintu, biasa buat menu buat 1 minggu saja.
Mba. Aku barusan ngangetin kentang puree malah jadi bolu kentang. Haha apa yg salah yaa.
BalasHapusini cuma kentang saja atau ada tambahan lain? soalnya saya tidak pernah mengalami menjadi bolu, tekstur sama seperti sebelum beku. ngangetinnya pakai majic com saja.
Hapus