Mohon jangan copas tulisan dari blog ini, sertakan link hidup saja.

Jumat, 08 Mei 2015

Ujian Luvnesia Part 3

3.Kena Deh

"Dasar playgirl, sukanya mempermainkan cowok." Sindir Resty didekat Trivia, pelan tapi dalam.

"Apa sich, rese banget!" Trivia bangkit berdiri dengan cepat sampai kursinya terlempar ke belakang.


Murid yang masih di dalam kelas terdiam saking terkejutnya.

"Kasihan Yuda punya pacar playgirl, Yuda harus dikasih tau nih biar tidak dipermainkan seorang playgirl macam kamu." Kata Dita.

"Trus hubungannya dengan kalian apa?" Trivia menunjuk satu persatu wajah orang-orang yang sudah memancing kemarahannya.

Dita malah tertawa mengejek karena Trivia sudah tersulut emosinya, "Kami cuma kasihan sama Yuda yang sudah masuk perangkapmu."

Hampir saja Trivia lepas kendali dengan menampar Dita, kalau saja temannya tidak menahan pasti sudah terjadi keributan yang lebih besar.

"Brak." Suara Isye yang menabrak pintu.

Isye meringis kesakitan sambil mengelus-elus bahunya yang menabrak pintu sedangkan si penabrak yang membuat Isye mencium pintu nggak minta maaf malah tersenyum puas. Aku tau Krsty melakukannya dengan sengaja.

Aku menghela nafas kesal, persoalan ini harus segera diselesaikan agar kedua sahabat itu berdamai lagi. Aku tau konsekuensi kalau mereka bersahabat lagi pasti aku ditinggalkan tapi kasihan juga kalau nanti mereka semakin melukai satu dengan yang lain.

Aku menyeret mereka berdua menuju sudut sekolah yang sepi, mereka berdua memberontak tetapi tenagaku lebih kuat sehingga mereka mau tak mau mengikutiku walaupun sambil mengomel. Aku juga tidak menyangka kalau tenagaku sebesar ini, mungkin ini yang namanya The Power of Kepepet.

"Huft... Huft... Huft..." Mereka berusaha melepaskan tanganku yang membekap mulut mereka berdua. Ada tatapan ngeri di mata mereka, mungkin takut kalau gadis kurus cenderung pucat ini menyakiti mereka.

Aku memberi mereka tatapan mengancam agar mereka diam lalu berjalan mengenda-endap. Beberapa kali menyeret paksa kalau aku merasa mereka hendak melarikan diri.

"Sayang aku kangen nih." Kata Hari pada seorang gadis.

Gadis itu mencium bibirnya dan mereka berciuman cukup lama. Aku tau Kristy dan Isye terkejut dan hendak kabur untuk menangis tapi aku dengan kejamnya masih menahan mereka. Aku ingin tau siapa cewek Hari sebenarnya.

"Trus mau sampai kapan kita permainkan Isye dan Kristy?"

"Seru lho mempermainkan mereka berdua, lanjutin saja sampai aku bosan."  kata gadis itu.

Aku merasa amarah kedua orang yang ada disamping kanan kiriku mulai muncul, bahaya nih harus segera diamankan. Aku menyeret mereka berdua dengan sekuat tenaga.

"Dita sayangku nanti malam kita jadi nongkrong di cafe kan?" kata Hari manja.

Kami bertiga membeku saat mendengar nama Dita disebut, dengan perlahan-lahan kami menengok kebelakang hanya untuk memastikan kalau itu adalah Dita yang kami kenal. Serta merta aku mengerahkan segenap tenagaku untuk menyeret mereka berdua menjauh dari TKP.

"Sialan, kita sampai hancur lebur kaya gini hanya untuk menyenangkan hati Dita!" Isye segera meluapkan amarahnya saat kita sampai dikantin.

"Kamu ngapain tadi nyeret kami pergi, tamparanku pasti mendarat diwajahnya kalau kamu nggak menghalangiku." Protes Kristy, dia memang meledak-ledak emosinya.

"Harus dibalas, pembalasan yang menyakitkan." Isye benar-benar geram rupanya.

"Tenang saja aku punya rencana bagus." Aku pun segera menceritakan rencanaku tersebut.

...

Bel berbunyi dengan nyaringnya, senyaring suara murid-murid yang senang karena pelajaran hari ini berakhir.

Akupun segera menuju parkiran karena Danar sudah menungguku, tapi apa-apaan ini kok gank Angel sudah menghadang didepan pintu.

"Jangan sok kecentilan deketin Danar!" Kata Feli sambil mendorong bahuku.

"Nggak salah nih? Harusnya aku yang ngomong gitu ke kalian, terutama kamu Resty!"

"Kalau masih dekat-dekat Danar kamu bakalan kami bully tiap hari." Tara mencoba mengintimidasiku.

"Emang masalah kalau aku dekat-dekat Danar? Jadi kalian merasa dicuekin Danar? Kasihan dech elo!" ejekku sambil mendorong Resty dan Dita agar aku bisa lewat. Aku menggebrak pintu, meninggakan mereka begitu saja bahkan aku tidak sadar kalau diikuti.

"Berani juga ya kamu menghadapi gank Angel?" kata Trivia sambil berjalan disampingku.

"Apa maumu?" kataku ketus.

"Aku hanya mau jadi temanmu itu saja kok."

Wajahku sedikit melembut, "boleh saja, sampai jumpa besuk!"

Aku berlari menuju Danar yang sudah cemberut menungguku.
...

Isye dan Kristy setiap hari gencar mengajak Hari keluar tiap sore bahkan saat istirahatpun mereka tidak membiarkan Hari sendirian.

Parahnya lagi mereka juga gencar mengirim sms mesra setiap mereka ada waktu luang.

Isye masuk ke kelas langsung menghampiri Hari dan menggenggam tangannya, "Makasih baju couplenya kemarin ya, lain kali shoping lagi yuk."

Hari hanya tersenyum simpul menanggapi Isye. Sesaat kemudian Isye meletakkan tas di bangkunya lalu berjalan keluar kelas, sesampai dipintu kelas Isye menengok ke arah Hari,"Terima kasih bunganya juga ya, cantik sekali. Kamu kok tau kalau aku suka mawar pink? See u."

Hari tersenyum salah tingkah karena diperhatikan Dita, semakin grogi saat Dita menuju ke arahnya. Tak disangka Kristy masuk kelas dengan setengah berlari menuju ke arah Hari, bahkan sengaja menabrak Dita sampai cewek itu menabrak meja yang ada disampingnya. Kristy dengan santainya menyentuh bahu Hari dan mencium pipinya sekilas, "Makasih kado boneka pooh nya, i like it."

Menurut perkiraanku pasti sebentar lagi kejadian yang kami harapkan akan terjadi. Ku lihat Dita menatap Kristy dengan tatapan membunuh saat Kristy duduk disebelahku.

Dita keluar kelas diikuti oleh Hari, secara diam-diam dan terpisah kami bertiga mengintai pertemuan mereka.

"Sudah mulai main belakang rupanya!!!" protes Dita

"Main belakang? Apa maksudmu? Bukannya kamu yang menyuruhku?"

"Tapi mereka sudah tidak pernah bertengkar, waktumu juga habis untuk mereka. Jangan-jangan kamu menikmati kencan dengan mereka? Lalu hadiah-hadiah favorit mereka itu apa maksudnya? Belum lagi sms-sms mesra dan sekarang kamu sudah tak punya waktu buatku." Dita mengeluarkan kecurigaannya, suaranya bergetar menahan tangis dan emosi.

"Sayang...." Hari merajuk tapi Dita tidak mau mendengar malah meninggalkan tempat itu, Hari segera menyusulnya.

Kami bertiga juga meninggalkan tempat itu menuju kantin, kami bertiga tertawa puas.

"Boleh aku duduk disini?" tanya Trivia tiba-tiba.

Isye dan Kristy mengerutkan alis karena heran, cewek setajir Trivia mau ngobrol dengan mereka, terus terang saja kami merasa tidak selevel dengannya.

"Tentu saja boleh." Kataku diiringi tatapan setengah protes dan seperempat curiga dari dua orang di depanku.

"Sebelumnya aku minta maaf..."

Otomatis kami bertiga waspada sekaligus was-was dengan apa yang akan dia katakan.
"Aku tadi mengikuti kalian karena penasaran jadi aku tau apa yang terjadi, tapi tenang saja aku tidak bermaksud mengancam kalian tapi aku ingin jadi teman kalian. Boleh kan?" katanya setengah memohon.

Kami bertiga berbisik-bisik mencoba berdiskusi menyatukan pendapat.

"Apa alasanmu gabung dengan kami?" tanya Isye.

"Aku juga tidak suka dengan gank angel."

"Trus sahabat-sahabatmu itu gimana nasibnya?" lanjut Kristy.

"Sudah dibuang ke laut. Mereka berteman denganku karena memanfaatkan kekayaanku dan bahkan ada yang tega berkhianat. Menikam dari belakang, diam-diam pacaran dengan Yudha."

Reflex aku membentangkan tanganku untuk memeluknya diikuti dengan pelukan dari Kristy dan Isye, kami tak mempedulikan pandangan kepo dari penghuni kantin yang lain.

"Karena itulah aku ingin berteman dengan kalian. Kalian kompak, tulus dan saling mendukung."

Akhirnya kami mengijinkannya untuk gabung dan hari ini adalah hari persahabatan kami yang sesungguhnya. Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar