“ jahat”, sedangkan high-density lipoprotein atau HDL dikenal sebagai kolesterol “baik”. Kedua jenis lipid ini, bersama dengan trigliserida dan kolesterol Lp (a) membentuk jumlah total kolesterol yang terukur dalam tes darah (kolesterol total).
Kolesterol LDL (Kolesterol Jahat)
Kadar LDL (kolesterol jahat) yang terlalu tinggi di dalam darah, perlahan-lahan dapat
menyebabkan penyumbatan arteri yang mengarah pada jantung dan otak. LDL membentuk plak yang dapat mempersempit arteri dan membuatnya kurang fleksibel. Kondisi ini dikenal sebagai aterosklerosis. Jika arteri menyempit, serangan jantung atau stroke dapat terjadi.
Kolesterol HDL (Kolesterol Baik)
Sekitar seperempat hingga sepertiga kolesterol darah terdiri atas high-density lipoprotein (HDL). Kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol “baik”, karena tingkat
HDL yang tinggi mampu melindungi terhadap serangan jantung. Rendahnya tingkat HDL (kurang dari 40 mg/dL) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. HDL cenderung
membawa kolesterol jahat dari arteri kembali ke hati. Beberapa ahli meyakini bahwa
HDL berfungsi memperlambat penyumbatan arteri.
Trigliserida
Trigliserida adalah lemak yang dibuat dalam tubuh. Peningkatan trigliserida disebabkan oleh kelebihan berat badan/obesitas, kurang olahraga, merokok, konsumsi alkohol berlebihan dan diet yang sangat tinggi karbohidrat. Orang dengan trigliserida tinggi seringkali memiliki tingkat kolesterol total yang juga tinggi,
termasuk tingkat LDL (jahat) tinggi dan HDL (baik) rendah. Banyak orang dengan penyakit jantung dan/atau diabetes juga memiliki kadar trigliserida yang
tinggi.
Kolesterol Lp (a)
Lp (a) adalah variasi genetik dari kolesterol LDL (jahat). Tingkat Lp a) yang tinggi akan meningkatkan risiko penumpukan lemak di arteri. Lp (a) belum sepenuhnya dapat
dipahami. Lp (a) diduga dapat berinteraksi dengan zat yang ditemukan di dinding arteri dan berkontribusi terhadap penumpukan lemak. Related Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar