Jumat, 08 Mei 2015

Ujian Luvnesia Part 2


2.Teman Januaryku

Selesai juga ospek kemarin, hari ini aku berangkat lebih awal agar dapat tempat duduk. Kelas January masih sepi dan dengan leluasa aku bisa mencari tempat duduk yang kusukai.


"Selamat pagi, kamu sendirian? Aku boleh duduk disini?"

Aku mengangguk tanda setuju dia duduk disebelahku.

"Namaku Yesi"

"Rista." Kataku sambil menjabat tangannya.

"Tanganmu dingin." Yesi tersenyum aneh saat menjabat tanganku. Aku hanya bisa angkat bahu karena akupun tak tau mengapa tanganku lebih dingin

Bel berbunyi dengan nyaring tanda kami semua harus masuk ke kelas, tak lama wali kelasku pun masuk ke kelas untuk mulai pelajaran hari ini.

"Perkenalkan nama bapak adalah Widi, bapak adalah wali kelas kalian. Sekarang gantian kalian yang memperkenalkan diri. Perkenalkan nama dan asal sekolah kalian!" kata pak Widi.

Satu demi satu dari kami memperkenalkan diri, hampir semua berasal dari smp-smp favorit seperti Smp Ketupat, Smp Delta dan Smp Satria.

"Namaku Rista dan berasal dari Smp Hope." Aku memperkenalkan diri dengan semangat.

Saat aku duduk kembali aku mendengar bisik-bisik tentangku yang hanya lulusan Smp Hope, Smp yang berada diurutan belakang diantara smp-smp yang ada di kota ini.

Buatku masuk Smu Ceria adalah kebanggaan tapi rupa-rupanya teman-teman baruku menganggap kalau suatu penghinaan kalau ada lulusan smp Hope di tengah mereka.

Sebenarnya aku bukan orang yang bodoh karena masuk Smp Hope, aku sengaja memilih Smp itu karena dekat dengan rumahku. Tetangga-tetanggaku juga banyak yang sekolah disana. Tak kusangka keputusan pendekku itu membuatku terhina seperti sekarang.

Moodku berubah saat mendengar bisik-bisik dan cibiran disekitarkuku, sepanjang hari mendung bagiku. Kalau kaya gini caranya pasti aku nggak bakalan betah disini.

...

Seminggu berlalu dan aku masih belum merasakan keceriaan sekolah disini ditambah lagi Yesi memutuskan untuk pindah tempat duduk. Aku curiga kalau ini ada hubungannya dengan gank Angel.

Aku merasa seperti virus yang ditakuti semua orang hanya karena mereka menganggapku tidak selevel dengan mereka. Aku sich cuek-cuek saja dengan perlakuan mereka karena tujuanku adalah sekolah untuk menuntut ilmu masa bodoh kalau mereka tidak mau berteman denganku.

Setiap hari teman sebangkuku berbeda-beda, mereka yang datang terakhirlah yang duduk disampingku. Aku selalu datang awal agar dapat memilih tempat duduk, di kelasku tidak ada aturan duduk karena siapa cepat dia dapat.

Ternyata tidak sulit mengikuti pelajaran di Smu ceria itu mungkin karena otakku yang encer, bahkan nilaiku berada di atas rata-rata mengalahkan mereka yang menghinaku.

Ortuku selalu bilang kalau aku itu pada dasarnya pintar tapi hanya malas belajar saja. Maka dari itu aku didaftarkan masuk bimbel tiap sore, selain ngerjain PR dan bimbel aku malas belajar.

Ortuku sebenarnya juga prihatin karena sampai sekarang aku belum punya teman tapi aku hanya berkata kalau aku belum kenal dekat dengan teman-teman sekelas.

....

Beberapa hari ini terjadi kehebohan karena pertengkaran Kristy dan Isye. Sebelumnya mereka berteman dekat bahkan sangat dekat karena mereka berteman sejak Smp tapi akhir-akhir ini sering terdengar adu mulut diantara mereka.

Pertengkaran mereka malah menguntungkanku karena Kristy sekarang duduk disampingku.

"Pagar makan tanaman." Kata Isye saat melintasi mejaku.

"PMP." Balas Kristy.

"Sudah-sudah, kita ke kantin saja." Aku menarik tangan Kristy karena Isye dan Kristy sudah sama-sama melotot tak mau kalah.

Kristy mengikutiku tapi pandangannya masih diarahkan ke Isye yang berjalan menuju ke arah Hari.

"Hari, nanti ada acara nggak? Kalau nggak ada acara kita nonton yuk, kebetulan ada film bagus." Ajak Isye.

Aku memperketat gandengan tanganku setengah menyeret Kristy menjauh dari medan perang.

"Bakso 2, jus alpukat 1 dan es jeruk 1." Kataku pada pelayan kantin.

"Isye sudah ambil start duluan, aku nggak boleh kalah. Harus atur strategi biar bisa dekat sama Hari." Kata Kristy serius.

Topik pertengkaran mereka yang sebenarnya adalah Hari, Kristy dan Isye sama-sama naksir Hari si ketua kelas. Aku sendiri heran, kok bisa-bisanya Hari buat rebutan. Kalau Danar yang buat rebutan baru pas, Danar kan cakep.

"Kris kamu nggak ngerasa aneh dengan sikap Hari?"

"Aneh gimana? Apa dia sudah nunjukin kalau dia mau nembak Isye? Wah nggak boleh dibiarkan begitu saja!" Kristy malah terbakar emosi.

"Bukan itu maksudku, aku kok ngerasa Hari itu mengadu domba kalian." Jelasku.

"Ah cuma perasaanmu saja kali Ris." Kata Kristy sambil mengunyah baksonya.

Aku cuma bisa angkat bahu karena Kristy tidak percaya padaku. Kemarin di kantin aku sempat mendengar pembicaraan Hary dan seorang cewek, cewek itu meyuruh Hary untuk mendekati Isye dan Kristy.

Aku sedikit merasa aneh karena pembicaraan mereka jelas terdengar padahal terhalang tembok. Aku harus melakukan sesuatu untuk menggagalkan rencana mereka.

....

Pulang sekolah kali ini aku bareng sama Danar, kapten basket sekolahku. Dengan tinggi 185cm, hidung mancung, kulit sawo matang, tampang yang cakep dan murah senyum membuat cowok blasteran  ini mempunyai banyak fans. Meskipun Danar ramah tapi dia mampu mengintimidasi orang yang tidak disukainya.

"Sorry say, lama nungguinnya?" Aku menggalungkan lenganku di leher Danar tanpa malu-malu.

Resty mencibir kelakuanku, dia pasti cemburu. Resty adalah salah satu fans Danar, aku tau karena aku pernah tidak sengaja mendengar pembicaraan gank nya. Resty tergila-gila sama Danar sampai tiap pulang sekolah bela-belain nungguin  latihan basket.

Aku pernah bilang ke Danar tapi dia cuek saja karena dia sudah terbiasa dengan fans-fansnya yang banyak. Fans Danar tersebar diseluruh penjuru sekolah, dari cewek kalem, cewek manja, cewek agresif sampai cewek jadi-jadian.

"Nggak lama kok say." Danar menarik pinggangku hingga aku menempel padanya.

"Aish mesranya bikin kepengen punya cewek." Toni mencolek lenganku sambil nyengir kuda.

"Makanya cari cewek. Tuh si Resty jomblo." Aku tersenyum licik.

"Amit-amit jabang baby!" Resty teriak histeris sambil ketok-ketok jok motor dan kepala bergantian sebanyak tiga kali.

"Aku duluan, males liatin orang pacaran!" cowok itu melambaikan tangan sekilas saat sudah balik badan. Aku nggak kenal orang itu tapi postur tubuhnya seperti Kim Wo Bin, caranya berjalan keren. Belum sempat nanya ke Danar tentang cowok itu karena Danar sudah menstater motornya dan memberi kode agar aku naik.

Pstt.. Ini rahasia. Danar sebenarnya belum punya cewek dan minta bantuanku untuk menjadi tameng sementara, sebelum dia atau aku dapat pasangan. Danar hanya ingin bersekolah dengan tenang tanpa gangguan fans.

Sebagai sepupu yang baik aku mau membantunya toh aku sendiri juga masih jomblo. Tugasku adalah selalu didekat Danar sehingga fans-fansnya mengira aku adalah pacarnya.

Sebenarnya ini sangat menguntungkan buatku. Keuntungan pertama adalah aku diantar jemput jadi nggak perlu berdesak-desakan naik bis. Kedua, aku dapat banyak coklat dari fansnya, Danar nggak suka coklat soalnya. Ketiga, aku bakalan sering ditraktir di kantin sekolah.

Tapi aku juga harus menemaninya latihan basket, nah ini yang agak berat karena aku sama sekali tidak paham permainan basket. Bisa bosan setengah mati kalau sering-sering nungguin dia latihan.

Kerugian yang lain adalah banyak cewek yang membenciku dan aku semakin dibuly, meskipun mereka tidak berani terang-terangan membulyku karena takut dengan Danar.



PMP : pren makan pren alias teman makan teman, sama artinya dengan pagar makan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar